Monday, May 5, 2014

Memurnikan Agama: Maksudnya Apa Sih?

Menjelang pemilihan presiden, tiap calon dan tim suksesnya melancarkan banyak agenda dan pernyataan-pernyataan di media. Tujuannya jelas, supaya mendapat sebanyak mungkin dukungan dari berbagai kelompok masyarakat. Kalau bisa dukungan dari yang mayoritas, karena dalam demokrasi, makin rame makin asik.

Dan, demi dan hanya demi, mendapatkan banyak dukungan suara, dan meningkatkan popularitas, para bakal calon presiden ini mengeluarkan pernyataan yang menurut saya tidak masuk akal, bahkan menjurus ke arah blunder politik. Salah satunya adalah pernyataan salah satu calon dari partai yang mendulang cukup banyak suara di pemilu kemarin (yang pada awalnya cukup menarik hati saya juga), bahwa salah satu agenda yang akan dilaksanakan kalau dia jadi presiden adalah "memurnikan agama".

Maksudnya apa?

Tidak banyak penjelasan mengenai pernyataan ini. Saya rasa tujuan awalnya hanyalah untuk menarik simpati dari golongan agama. Tapi sama seperti pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh bakal calon yang lain, pernyataan ini pun pada akhirnya habis-habisan dibedah dan dianalisa.

Maksudnya apa nih dengan memurnikan agama? Apakah itu berarti cabang-cabang agama yang tidak termasuk dalam enam agama yang diakui di Indonesia akan dibasmi? Apakah akan dibasmi dengan militer seperti jaman dulu? Apakah gedungnya akan dibakar dan pengikutnya akan di sembelih (atau dipenjara)?

Pernyataan ini tentu saja menimbulkan tidak hanya pertanyaan, namun juga rasa takut dari golongan cendekia dan pluralis. Apabila seorang presiden terang-terangan menyatakan bahwa dia akan mendikte agama apa yang benar dan apa yang salah, dan mana yang boleh dipercaya dan mana yang sesat, maka bukan hanya negara akan menjadi negara berdasar agama, namun juga negara yang otoriter.

Jangan-jangan kita akan kembali ke jaman kegelapan di mana orang pintar yang mempertanyakan dogma akan digantung di tengah alun-alun kota?

Ah, mungkin saja tim sukses bakal calon presiden ini sedang tergelincir dan mengatakan sesuatu tanpa memikirkan dampaknya. Dan seandainya benar ini hanya terpeleset lidah saja, apakah ini sebuah pertanda baik? Apakah baik punya presiden yang ngomong dulu mikir belakangan?

Hayo, bapak-bapak bakal calon presiden (dan ibu)... Selamat berjuang dan berkampanye dengan bersih dan hati-hati.

No comments:

Post a Comment