Tolong berikan saya
pencerahan kenapa LSM sangat getol mengajak buruh untuk
berdemonstrasi yang ujung-ujungnya membuat buruh-buruh tersebut mogok
bekerja.
Saya sulit mengerti
bagaimana sebuah organisasi melakukan gerakan untuk menyalurkan
idealismenya, dengan taruhan nyawa orang lain. Mungkin ada kecacatan
dalam logika saya, namun saya hanya mengamati, dan melalui penelitian
empiris saya, demonstrasi yang dilakukan para buruh dengan cara
melakukan mogok kerja ini jarang sekali menuai hasil yang positif.
Jangan salah. Saya
sangat setuju kok kalau nasib buruh diperbaiki. Saya juga nggak suka
kalau lihat buruh diperbudak dan disuruh bekerja tanpa bayaran. Akan
tetapi menuntut bayaran yang berlebihan (mengingat skill buruh kita
masih kalah dengan buruh di negara-negara “penghasil buruh”yang
lain seperti Vietnam, Filipina dan Cina), rasanya tidak masuk akal
bagi pengusaha yang berinvestasi di Indonesia.
Bayangkan kalau para
pengusaha dan investor luar sepakat untuk tidak lagi menanamkan modal
atau membuka usaha di Indonesia, dengan alasan bahwa lingkungan
bekerja tidak kondusif dengan buruh yang terus menerus demo.
Bayangkan kalau investor dan pengusaha yang sudah ada di Indonesia
menutup pabriknya dan memindahkannya ke negara tetangga. Bayangkan
kalau bahkan pengusaha dari Indonesia juga kemudian memilih untuk
membuka usahanya di luar Indonesia.
Lalu kalau sudah
selesai membayangkan, coba hitung berapa kerugian yang akan dialami
negara ini karena berkurangnya pajak dari perusahaan-perusahaan
tersebut. Kemudian hitung juga berapa banyak orang yang akan
mengalami pemutusan hubungan kerja. Hitung berapa banyak orang yang
akan menjadi pengangguran. Hitung berapa banyak keluarga harus turun
dari taraf miskin menjadi sangat miskin. Hitung berapa banyak mulut
yang harus ditanggung negara... oh tunggu... negara tidak akan
menanggung para pengangguran itu juga kan?
Lalu siapa yang akan
menanggung pengangguran-pengangguran ini? Siapa yang akan memberi
makan pada mereka? Siapa yang akan memberikan penghidupan untuk
membayar uang sekolah untuk anaknya, atau biaya pengobatan kalau ada
yang sakit? Para aktivis LSM yang tadi berkoar menuntut perusahaan
ini itu sampai pada akhirnya tutup semua itu sanggup menanggung semua
pengangguran ini? Tidak?
Bukannya saya ini
kapitalis, tapi tidak adakah yang sadar bahwa budaya demonstrasi
menggalang massa (terutama buruh) untuk mogok kerja ini adalah
turunan budaya komunis-sosialis. Nggak percaya? Google gih sana.
Saya tidak mau
menghakimi para aktivis LSM ini. Saya rasa mereka hanya sedikit
terlalu idealis dan dibutakan dengan harapan bahwa dengan berdemo
mereka bisa mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Mereka lupa bahwa
yang mereka pertaruhkan di masa depan bukanlah penghasilan mereka,
bukan keluarga mereka, bukan penghidupan mereka. Mereka tidak rugi
apa-apa kalau perusahaan itu tutup dan karyawannya jadi
pengangguran... paling hanya kehilangan satu tempat demo. Tapi bagi
karyawan ini, mungkin pekerjaan itu hanya satu-satunya yang dapat
mereka lakukan dengan ijazah SD mereka.
Saya juga mengerti ada
banyak perusahaan yang dengan sengaja memperbudak dan menekan
buruhnya. Akan tetapi apabila ada hal semacam itu terjadi, bukankah
tindakan tidak manusiawi semacam itu dapat diadukan dan dituntut
secara hukum? Kenapa harus membuat buruh yang sudah tenang-tenang
bekerja dan sanggup menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak
kemudian harus terancam kehilangan pekerjaan juga?
Tolong beri saya
pencerahan. Kenapa?